Masyarakat
tentu sudah tidak asing dengan osteoporosis atau yang biasa disebut
pengeroposan tulang. Biasanya penyakit ini diderita oleh lansia, tetapi
ternyata orang orang di usia muda tidak jarang yang mengalami pengeroposan
tulang dini. Hal tersebut patut diwaspadai agar tidak rentan terkena patah
tulang. Melalui www.sehatQ.com, laman kesehatan milik Kemenkes RI, anda dapat
mengetahui prosedur pemeriksaan kepadatan tulang secara lengkap. Yuk simak
ulasannya di sini!
Pentingnya Pemeriksaan Kepadatan
Tulang
Memiliki
tulang yang kuat dan sehat hingga usia senja adalah sebuah anugerah yang tidak
dapat dirasakan oleh semua orang. Hal tersebut berkaitan dengan asupan nutrisi
yang masuk dalam tubuh atau pola hidup. Kepadatan tulang dilakukan untuk
mencegah osteoporosis dan berguna untuk mengetahui kondisi kepadatan tulang.
Selain itu juga berguna untuk mengetahui resiko osteoporosis, memastikan
keakuratan diagnosis, dan sebagai evaluasi efektivitas pengobatan.
Orang
orang yang dianjurkan untuk menjalani tes kepadatan tulang pun memiliki kondisi
yang berbeda beda. Salah satunya wanita usia 65 tahun atau lebih, wanita yang
telah memasuki masa menopause, pria berusia 50 tahun atau lebih, usia lanjut
serta mengalami patah tulang. Menurut SehatQ.com, orang yang mengalami
penyusutan tinggi badan, menstruasi tidak teratur, transplantasi organ,
penurunan hormon, postur semakin bungkuk, dan sakit punggung tanpa sebab.
Selain
disebabkan oleh asupan makanan, pernah mengalami transplantasi, atau pola hidup
yang tidak baik, pengoroposan tulang juga dapat disebabkan oleh obat.
Mengkonsumsi jenis obat tertentu, seperti glukokortikoid dapat meningkatkan
resiko osteoporosis. Obat tersebut salah satu obat yang digunakan untuk
mengurangi peradangan. Jika anda juga konsumsi obat kortison, prednison atau
deksametason, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Hal Hal yang Harus Diperhatikan
Sebelum
menjadi tes osteoporosis tidak ada hal khusus yang harus diperhatikan. Akan
tetapi, anda harus konsultasikan dengan dokter jika sebelumnya pernah menjalani
tes barium, dapat suntikan zat pewarna kontras untuk CT scan, atau pemeriksaan
radioaktif. Menurut SehatQ, anda juga disarankan untuk menghindari mengkonsumsi
suplemen kalsium. Pemeriksaan juga disarankan pakai pakaian longgar, tidak
memakai ikat pinggang, baju berkancing, atau logam.
Prosedur Pemeriksaan Osteoporosis
Prosedur
pemeriksaan dilakukan dalam dua jenis pemeriksaan. Cara pertama dilakukan
dengan pemindaian densitometry. Anda diminta berbaring dan dirontgen bagian
tulang belakang dan pinggul. Lalu cara kedua rontgen DXA pada 2 bagian utama,
yaitu pinggul dan tulang belakang. Selain itu, pada lengan bagian bawah juga
biasanya diperiksa untuk melihat kesehatan tulang. Ketiga area itu adalah letak
paling penting untuk mengecek kepadatan tulang seseorang.
Hasil yang Diperoleh
Pemeriksaan
kepadatan tulang terdiri atas dua hal, yaitu T score dan Z score. Menurut laman
SehatQ.com, kepadatan tulang dibanding jumlah rata rata orang usia 30 yang
sehat ditunjukkan pada angka T score dengan skala 1 sampai +1 untuk kondisi
normal. Sedangkan -1 sampai -2,5 massa tulang rendah dan di bawah -2,5
berpotensi osteoporosis. Z score menggambarkan kepadatan tulang dibanding rata
rata nilai kelompok usia, berat badan, jenis kelamin, dan ras.
Tulang
yang kuat hingga usia tua dapat memudahkan seseorang beraktivitas dan menjalani
hari harinya bersama dengan keluarga. Anda juga tetap lincah dalam bergerak,
tetapi perlunya menjaga pola makan dan pola hidup yang sehat. Akan tetapi, anda
juga patut waspada tentang kesehatan tulang anda. Oleh karena itu, tidak ada
salahnya jika melakukan pemeriksaan tulang sejak dini, sehingga dapat dilakukan
upaya pencegahan agar tidak berpotensi tulang keropos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar